Pada suatu pertemuan untuk membahas performance kantor, Dargombes dan rekan - rekanya di kumpulkan di ruang meeting kantor pusat. Terlihat aqua gelas berjejer dan kotakan tertumpuk di ruangan yang biasanya di gunakan pertemuan bulanan tersebut. Aroma wangi pengharum ruangan dan hawa dingin ac pun mulai melingkupi tubuh saat memasuki ruangan tersebut. Tak berapa lama Dargombes dan rekan -rekanya masuk ruangan dan
pimpinanpun mulai membeberkan semua pencapaian tiap - tiap karyawan, mulai dari Dargombes yang menempati urutan bongsor dalam pencapaian penjualan bulanan. Mengakhiri pertemuan tersebut sang pimpinanpun memberikan gambaran umum bahwa pencapaian penjualan mengalami penurunan, dan tidak sesuai target atau bahasa kerennya tidak sesuai plan. Karena kondisi yang kurang nyaman tersebut semua orang terdiam, kecuali si Dargombes yang terkenal diobong ga kobong, dikum ga teles tanpa pikir panjang setelah pimpinan mengumumkan bahwa performance penjualan turun spontan si dargombes mengucap "Alkhamdulillah". Sang pimpinan pun menyambar dengan sautan koq "Alkhamdulillah mbes?". Jangan kayak mental orang jawa kamu, "sembarang - sembarang alkhamdulillah, Slamet, Syukur kapan majunya kalo begitu". Mendengar perkataan atasanya tersebut dengan entengnya si Dargombes membalas dengan perkataan yang tidak kalah mblebesnya "Loh bukankah semua itu harus kita syukuri to bosquwh". "Iya bener, semua harus kita syukuri, tapi ya jangan mensyukuri keterpurukan penjualan kita, kelihatan kalau kamu tidak peduli sama perusahaan Mbes" saut atasanya yang juga mengerti agama. Atasan si Dargombes ini memang terkenal dengan kemampuan agama yang mumpuni, selain itu sangat menjaga syariat dan adab yang baik sehingga walaupun mempunyai karyawan yang mblebes seperti Dargombes si pimpinan tetap tidak terbakar emosi melihat kelakuan karyawanya. "Lho bos apa saya bulan ini tidak berkontribusi? apa saya tidak berusaha? apa usaha saya kurang maksimal?" tanya si Gombes pada atasanya. "Iya kamu berkontribusi Mbes, usahamu juga saya apresiasi, tapi hasilnya nggak sesuai plan Mbes, masih kurang Mbes" jawab si pimpinan yang menjelaskan pada si Gombes yang masih saja ngeyel. "Lha ini, ini kan saya sedang membuktikan bahwa saya ini makhluk bos" si Gombes menjawab dengan gaya yang glembosi. "Dalan wes di turut, laku wes di toto, hasile pasrah marang Pengeran" si gombes melanjutkan jawabanya yang mulai filosofis "Saya sudah mengikuti arahan jenengan lo bos, saya juga sudah berusaha, kalau hasilnya gak sesuai target nggeh kulo manut mawon kaleh Gusti" si Gombes meneruskan petuah yang pernah di dengarnya dari mbah Moel, mantan rekan sejawatnya di perusahaan lama. "Ahhh banyak alasan kamu Mbes, karena penjualan'mu bulan ini jelek kamu mendapat SP 1, perbaiki bulan depan ya, jangan ngeles aja" Jawab si Pimpinan yang mulai terkikis kesabaranya oleh si Gombes. Sontak ruangan yang tadinya sepi bergemuruh "Alkhamdulillahhh" semua peserta rapat yang tadinya diam tiba - tiba mengucap Hamdalah karena si Gombes kena surat peringatan, termasuk si Gombes yang mengucap dengan wajah kecut.
: : :
Cerita ini hanya fiksi, yang nulis masih belajar. Jadi mohon di maklumi jika ada yang tidak sesuai kaidah penulisan. Wkwkwk
: : :