"Paduka", kata Daud,"karna Kau tak butuh kami, kenapa Kaucipta dua dunia ini?".
Dulu Aku perbendaharaan-rahasia kebaikan dan kedermawanan, Kurindu perbendaharaan ini dikenali, maka kucipta cermin: ...
Mukanya yang cemerlang, hati;
Punggungnya yang gelap, dunia.
Punggungnya kan memesonamu
Jika tak pernah kau lihat mukanya
Pernahkah ada yang membuat cermin dari lumpur dan jerami?
Maka sapulah lumpur dan jerami itu, sebilah cermin pun kan tersingkap ...
Ingatlah Tuhan sebanyak-banyaknya hingga kau terlupakan.
Biarkan penyeru dan Yang Diseru musnah dalam Seruan.
: : :
Puisi di atas adalah puisi yang saya tulis ulang dari buku "Belajar Hidup Dari Rumi" serpihan - serpihan Puisi Penenrang Jiwa.
Kenapa puisi tersebut saya tulis ulang di blog ini? Karena puisi tersebut menurut saya adalah sebagian jawaban dari kegundahan saya tentang makna dari kehidupan yang melekat ini. Saya tulis ulang semoga bisa menjadi pengingat saya.