:::: MENU ::::

Blog ini berisi pandangan pribadi saja,

  • Sabtu, September 10, 2016
Janganlah bersumbu pendek
Setiap sesuatu memantik
Kau bersiap meledak
Ada yang bilang dia salah
Tanpa mencari pembenaran
Langsung kau ledakan kemarahanmu padanya
Ada yang bilang aku kafir
Tanpa mencari kebaikan
Kau timpakan semua dosa kepadaku
Kenapa kau bersumbu pendek?
Padahal bersumbu panjang lebih luas
Saat api termantik, siapa tahu di tengah laju sumbu dia menemukan kebenaran
Saat api terpercik, siapa tahu aku mendapatkan kesadaran dari Tuhan.
Atau kau memang lebih tahu dari tuhan??
: : :
Ini bukan puisi, penulisnya belajar menulis. Jika ada salah bahasa dan kata - mohon di maklumi.
: : :
Kertosono, 11 september 2016
  • Selasa, Juli 26, 2016
Ojo Lamis | Jangan Berdusta 
Cipt. Ki Narto Sabdo

Ojo sok gampang Janji wong manis | Jangan mudah berjanji orang manis
Yen ta amung lamis | Kalau hanya berdusta

Becik aluwung | Lebih baik
Prasaja nimas | Jujur apa adanya
Ora agawe cuwa | Biar tak mengecewakan

Tansah ngugemi | Selalu memegang
Tresnamu wingi | Cintamu kemarin
Jebul amung lamis | Ternyata cuma berdusta

Kaya ngenteni | Seperti Menunggu
Tukule jamur ing mangsa ketiga | Tumbuhnya jamur pada musim kemarau

Aku iki prasasat | Aku ini seperti
Lara tan anthuk jampi | Sakit yang tiada obat

Mbok ojo amung lamis | Janganlah berdusta
Kang uwis dadine banjur didis | Yang terlanjur akan menjadi buruk 

Akeh tuladha | Banyak contoh
Kang dhemen cidra | Orang yang suka mengingkari janji
Uripe rekasa | Hidupnya sengsara

Milih sawiji endi kang suci | Pilihlah salah satu yang menurutmu baik
Tanggung bisa mukti | Agar bisa bahagia

***********************
Gending di atas menurut saya sarat makna kehidupan, dimana dalam suatu hubungan, kepercayaan sangatlah penting. Menurut Saya Poin penting yang bisa di ambil dari gending ini adalah pada bait "Akeh tuladha, kang demen cidra, uripe rekasa" di situ di gambarkan bahwa, banyak contoh (mengacu pada pengalaman nenek moyang kita), orang yang suka mengingkari janji, hidupnya sengsara. Hidup sengsara yang di gambarkan di sini tidak melulu masalah harta atau kekayaan, karena tidak ada kebohongan yang bisa menenteramkan jiwa.